Gejolak yang ada masih menuntutuku untuk bertingkah sesuai dengan usiaku, menikmati setiap detik yang tak akan pernah bisa aku ulang dua kali.
Ya, detik. Hanya sekedar detik, sebegitu besar pula perannya dalam hidup.
Barang satu detik, satu nyawa melayang. Barang satu detik, kehidupan tercipta.
Semua bergantung pada itu semua, dan jangan pernah mengaggap remeh semua hal.
Semua hal berarti, dan kita harus yang melibatkan senyuman dan hati agar kelak berfungsi.
Ah bicara soal hati, kadang rumit sekali mengerti nya. Meski letaknya sendiri tak tepat ada di organ tubuh terbesar milik manusia itu. Hati menjadi tombak bermakna dibalik logika.
Sebenarnya, bila tidak mengingat ini bukan blog umum-ku, pastilah sudah ku curhatkan.
Sayangnya disini aku hanya akan memaparkan beberapa hal dan fakta.
Fakta tentang betapa zaman kian berubah, dan bahkan aku merasa tidak dirancang untuk abad ini.
Bukan, bukan karena teknologi yang ada, aku cukup berkembang pesat disana tetapi soal moral bangsa.
Bangsa yang semakin kehilangan, pantaslah dibilang bahwa sebentar lagi kiamat akan mendekat.
Bukan, itu bukan poin aku menulis dalam hidup ini.
Aku sedang mempelajari hal-hal sederhana yang sulit saat ini, seperti misalnya untuk dua hal sederhana yang seharusnya manusia sering-sering lakukan.
Pertama, Berfikir positif dan kedua, berfikir selayaknya orang lain berfikir.
Itu sederhana bukan? Sangat bahkan.
Kalian hanya perlu berfikir hal baik dan mencoba berfikir soal merasa bagaimana atau apa yang terjadi bila kita orang tersebut.
Hal ini membawaku pada dimensi dimensi baru yang lucu, menjadikanku semakin diam.
Sedikit banyak aku mengerti, usaha, dan doa rasanya masih kurang. Atau mungkin karena aku kurang banyak berdoa?
Baiklah, benar. Aku kembali sedikit menyimpang, seperti kataku tadi memuaskan kebiasanku sebagai anak kecil yang ingin tahu, sebenarnya tidak bisa dibilang anak kecil lagi.
Ah ya, selain itu, aku akan sangat tega bila mengemukakan hal ini.
Bagiku, bagaimanapun bentuknya, Dunia ini hanya permainan, akan berakhir ditamatan kematian.Lalu kita kembali pada sang penciptaan, boleh percaya atau tidak, ini bukan soal apa pedulimu denganku? Tidak. Aku sama sekali tidak mencoba peduli, meski sering kali aku cenderung peduli pada mereka yang tak berbelas asih pada diriku sendiri.
Aku hanya mencoba mengingatkan, tanpa menegur. Jadi jangan tersinggung, karena ketika kalian melihat keatas, kalian tidak pernah tahu isinya, karena kalian tak pernah mengarunginya sendiri.
Jadi percaya sajalah bahwa ada kekuatan diatas sana.
Sebenarnya baru sedikit bekal yang ku bawa, tetapi sedikit ini akan membawaku pada hal-hal lainnya. Mungkin seperti sang Budha yang kelak meninggalkan napsu duniawinya. Aku tak berharap sampai seperti itu. Lebih baik sedikit dari itu, karena bila aku kehilangan itu semua, hidup ini sama saja berakhir.
Sederhana,- Hidup ini sempurna bila kita terbiasa dengan rasa yang tak pernah kau rasakan sebelumnya. itu Makna Hidupku, jadi jangan pernah takut.
Aku percaya, tak ada orang yang jatuh ke lubang yang benar-benar sama,- karena ia belajar. Pasti ada hal lain, benar bodoh kalau ia melakukan semuanya dengan sama. Tetapi tentu tidak mungkin, karena waktupun berjalan dengan detik yang berbeda.
Selamat Siang! Nikmati harimu kawan, hidup selagi nafas dibagikan Tuhan secara kasih sayangNya.